Irna Gustia - detikHealth
Beijing, Penelitian di dunia medis terus bermunculan, banyak yang memberikan pencerahan bagi dunia medis tapi tidak sedikit pula yang terkesan mengada-ada. Bagaimana sebenarnya mempercayai sebuah penelitian medis?
Irna Gustia - detikHealth
Beijing, Penelitian di dunia medis terus bermunculan, banyak yang memberikan pencerahan bagi dunia medis tapi tidak sedikit pula yang terkesan mengada-ada. Bagaimana sebenarnya mempercayai sebuah penelitian medis?
Seperti contoh sebuah penelitian yang mengumumkan produk obat tertentu bisa mempertinggi risiko terkena serangan jantung. Ketika hasil penelitian itu diumumkan akan muncul pertanyaan, benarkah seperti itu? Apakah ini sebuah penelitian yang sengaja untuk 'menyerang' suatu produk obat tertentu?
Profesor Peter Elwood, MD, DSc, FRCP, FFPHM mengatakan, membaca sebuah hasil penelitian medis harus melihat bagaimana data-data yang dipakai untuk penelitian tersebut.
"Ada banyak aspek yang perlu diperhatikan untuk membaca sebuah hasil penelitian sehingga bisa diketahui apakah penelitian tersebut layak dipercaya atau tidak," kata Elwood, yang merupakan profesor di Departement of Epidemiology di Cardiff University College of Medicine Inggris.
Hal itu dikatakan Profesor Elwood berbicara dalam acara 'Scientific Tutorial for Journalist' yang diadakan Bayer Schering Pharma di Marco Polo Beijing, China, Kamis (17/6/2010).
Profesor Peter mengatakan penelitian yang baik adalah yang memiliki bukti kuat dan harus bisa meyakinkan adanya manfaat, menunjukkan kelemahan yang ada dan bagaimana hasil dari bukti tersebut dibandingkan dengan penelitian sebelumnya apakah setuju atau tidak setuju. Semua faktor-faktor itu harus jadi pertimbangan.
Ada tiga jenis peneletian yang biasanya mencakup data tentang kesehatan
dan penyakit, pengobatan serta pencegahannya. Ketiga jenis penelitian sangat berbeda dampak dari hasilnya.
Uji Klinis
Penelitian langsung dilakukan dengan pasien biasanya pada penyakit-penyakit yang sudah ada. Hasil studi ini berkaitan dengan diagnosis dari efek pengobatan dan ramalan tentang peristiwa yang akan terjadi (prognosis). Biasanya penelitian dilakukan dalam jumlah kecil, Studi ini sebenarnya sangat potensial untuk menyediakan data tentang mengubah cara pengobatan jika dilakukan dengan melibatkan jumlah pasien yang besar.
Jika dilakukan dengan binatang disebut uji praklinis.
Uji Laboratorium
Penelitian lewat laboratorium biasanya tentang sampel darah, jaringan atau sel. Bukti dari penelitian ini sangat relevan terhadap diagnosa penyakit dan faktor apa saja yang terlibat dalam penyakit tersebut. Penelitian lewat laboratorium sangat kompleks kadang-kadang jika penelitian terlalu dieksploitasi bukan validitas yang didapatkan tetapi hasil yang menyesatkan.
Uji Epidemiologi
Epidemiologi artinya ilmu tentang penyebaran penyakit menular pada manusia dan faktor yang dapat mempengaruhi penyebaran itu.
Penelitian ini dilakukan dengan studi dari kelompok masyarakat atau populasi umum atau sampel dari semua pasien dari penyakit tertentu. Riset ini dilakukan untuk menginformasikan bagaimana kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit. Studi ini melibatkan para ahli dari disiplin ilmu lain.
Menurut Pofesor Peter penting untuk mengetahui kesahihan (kebenaran) tentang sebuah penelitian semakin akurat jika:
1. Penelitian dilakukan dalam jumlah besar dan di beberapa negara
2. Dilakukan dalam kurun waktu tertentu misalnya 10 tahun, 20 tahun.
3. Penelitian tidak dilakukan dalam satu subjec tertentu karena hasilnya tidak efektif.
4. Penelitian dilakukan dengan melibatkan banyak disiplin ilmu.
Tidak kalah pentingnya adalah melakukan meta analisis yang menganalisa data dari hasil penelitian primer yang biasanya dipakai untuk menerima atau menggugurkan hipotesis yang diajukan peneliti sebelumnya.
Jadi kalau Anda membaca sebuah hasil penelitian jangan lewatkan bagaimana penelitian itu dilakukan. Semakin banyak jumlah partisipan yang dilakukan secara acak (random) dalam kurun waktu tertentu maka penelitian akan semakin mendekati bukti.
Tapi jangan antipati dulu dengan penemuan yang baru dilakukan dengan jumlah partisipan yang sedikit misalnya. Dengan melakukan meta analisa bisa terlihat penelitian mana yang paling benar sehingga berguna bagi kesehatan masyarakat atau lingkungan.(ir/up)
Disunting dari : Detik Health (www.detik.com)